Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benarkah Trenggalek Tertinggal?

Oleh : Nanang Syaggaf Armanda


    Banyak yang melihat Kabupaten Trenggalek sebagai daerah yang tertinggal. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pembangunan di Trenggalek. Terutama pembangunan berupa adanya gerai-gerai makanan yang merupakan brand besar. Hal ini juga ditopang dengan kondisi Trenggalek yang masih begitu banyak sawah dan pepohonan yang seakan terlihat bagi sebagian orang sebagai daerah yang belum maju. Seakan-akan kemajuan hanya dinilai dari begitu banyaknya pembangunan yang mengarahkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang konsumtif. Bukankah seharusnya disini orang-orang yang beranggapan demikian harusnya bersedih. Bahwasanya masyarakat diajarkan untuk tidak mengerti bagaimana mengelola keuangan, membedakan mana kebutuhan primer, sekunder serta tersier. Masyarakat menjadi orang yang tidak mandiri dalam menghasilkan produk makanan mereka sendiri atau bahkan melupakan untuk melestarikan produk makanan mereka yang menjadi identitas mereka, seperti : makanan dari olahan hasil alam. 

    Sejatinya, Trenggalek sebenarnya adalah daerah yang begitu ideal untuk menjadi daerah percontohan daerah lainnya di Indonesia ini. mengapa demikian? Hal ini dikarenakan masyarakat Trenggalek sangat begitu memegang teguh prinsip minimalis. Prinsip minimalis ini tercermin dari pikiran “jikalau bisa masak sendiri, mengapa harus membeli? Atau bahkan. Kalau bisa menanam (padi,ubi, singkong, sayur dll) dan menghasilkan sendiri. Mengapa harus membeli?”. Tidak jarang masyarakat Trenggalek yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara pun ketika tugas mereka sebagai abdi negara selesai di kantor. Maka ketika pulang terkadang mereka berusaha untuk merawat tanaman, ternak maupun menyiapkan segala kebutuhan mereka secara mandiri. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan keadaan yang ada di daerah perkotaan yang serba mengandalkan orang lain. Masyarakat perkotaan ketika merasa lapar, mereka lebih memilih untuk memesan makanan atau minuman via ojek online.

    Beberapa daerah Trenggalek pun biasanya rumah-rumah yang ada memberikan sedikit ruang dalam lahan kepemilikan mereka untuk dijadikan lahan perkebunan maupun peternakan sebagai bentuk ketahanan pangan mereka dan juga kemandirian mereka dalam hal pangan. Ketika pemerintah menggalakkan terkait ketahanan pangan, sebenarnya jauh sebelum itu masyarakat Trenggalek sudah lebih dulu melaksanakannya dan menyadari pentingnya hal tersebut.

    Maka pada akhirnya apakah Trenggalek layak menjadi daerah percontohan dalam hal ketahanan pangan? Lalu apakah pendapat orang yang mengatakan Trenggalek sebagai daerah tertinggal, sejatinya yang tertinggal adalah cara pandang mereka terhadap Trenggalek? Ketika pendapat tentang pembangunan yang masih kurang di Trenggalek, benarkah kurang? Atau malah merupakan kemajuan karena masyarakat Trenggalek mampu mempertahankan sumber daya ketahanan pangan mereka?