Desa Jajar Dan Festival Ambengan Rakyat
Oleh: Aziz Prasetya*
Desa Jajar yang terletak di selatan wilayah Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, adalah sebuah desa yang menyimpan banyak potensi seni, budaya dan kearifan lokal di tahun 2010 belum memiliki sarana maupun prasarana yang mendukung untuk pelestarian serta pengembangannya. Ditambah dengan arus perkembangan generasi secara kemampuan dan memiliki sikap primordialisme semakin bergeser jauh, dimana konotasi masyarakat kita lebih “mendewakan” seni dan budaya asing daripada seni budayanya sendiri. Hal ini menjadi sesuatu yang wajar, jika kita melihat pesatnya perkembangan teknologi yang secara masif membawa nalar dan juga cara pandang masyarakat secara universal berusaha menjadikan budaya sebuah diksi untuk menjadi sebuah debat cara pandang dengan membandingkan perkembangan budaya asing disekitar kita.
Perkembangan cara pandang tersebut dapat kita amati dari beberapa kebudayaan lokal atau biasa disebut dengan kearifan lokal yang kita kenal dengan permainan tradisional, permainan ini bagian dari sebuah alat yang secara kajian lapangan adalah alat bantu bagaimana individu dalam masyarakat mampu berkomunikasi dan juga berinteraksi dengan yang lain. Alat yang merupakan juga teknik ini merupakan salah satu bentuk motivasi kepada masyarakat setempat untuk membandingkan permainan yang dihasilkan dari tradisional dengan alat permainan berupa gadget atau yang biasa disebut dengan setan gepeng.
Pada sekitar 5 (lima) tahun ke belakang, warga Desa Jajar tergugah untuk mulai menyadari ada sesuatu hal yang memungkinkan masyarakat untuk bangun dan sadar ada sebuah pergeseran yang harus disadarkan dengan segera. Hingga tanpa disadari dari beberpa diskusi dan kajian sosial yang lahir dari interaksi sosial yang ada dimasyarakat membentuk gagasan yang secara masif menciptakan ruang diskusi-diskusi kebudayaan lokal untuk memulai bagaimana cara kearifan lokal ini nantinya dapat dilestarikan menjadi harta karun bagi masyarakat jajar untuk mampu di-show-kan kedalam sebuah kegiatan yang rutin, serta menjadi sebuah kebiasaan masyarakat untuk terus dilakuakn sebagai bentuk kesadaran diri untuk memulai memperbaiki keadaan menjadi bermula pada kebudayaan lokal.
Salah satumya terpenuhinya kegiatan lokal untuk menumbuhkan minat kepada tradisi yang berarah pada tradisionalis tercipta kegaiatan “Megengan Show”. Kegiatan megengan ini biasanya dilaksanakan untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Dengan lantunan kesenian Salalahuk berpadu tabuhan bedug sebagai warisan tradisi yang identik dilakukan pada malam Bulan Suci Ramadhan dikolaborasikan dengan kreatifitas, seni dan budaya yang ada pada jiwa-jiwa para pemuda Desa Jajar, yang kemudian dikemas dengan pagelaran treatrikal seni dan budaya pada kegiatan megengan ini. Kegiatan rangkaian acara megengan show ini juga mendeklarasikan dengan sebuah agenda kegiatan yang dikenal dengan festival ambengan rakyat.
Festival ambengan rakyat merupakan salah satu wadah dan juga bagian dari siklus megengan show yang sebelumnya telah menjadi sebuah inspirasi warga untuk melakukan beberapa kegiatan tradisional yang secara masif melahirkan sebuah agenda tahunan dengan mengkolaborasikan berbagai macam jiwa-jiwa pemuda desa yang “gandrung” akan kreativitasnya, serta tidak menutup diri kepada kreativitas masyarakat luar jajar akan mau ikut serta dalam memberi stimulus kepada masyarakat jajar agar tidak alergi (shock culture) dengan budaya luar desa Jajar yang secara akulturasi mampu membawa keapda masyarakat tentang cara pandang dan berfikir masyarakat untuk mau membuka kebudayaan luar.
Menumbuhkan semangat untuk membangun akulturasi ini merupakan bagian dari edukasi masyarakat desa Jajar untuk mau menularkan jiwa kebudayaan desa Jajar kepada masyarakat luar, sehingga sejak dini beberapa pemuda dan juga tokoh yang mempunyai cara pandang bahwa kebudayaan desa Jajar adalah bukan lagi pada ruang-ruang inklusivisme akan tetapi harus mampu menerjemahkan perkembanagan zaman yang tidak bisa dibendung ini dengan beberapa visualisasi cara pandang budaya lain yang secara terstruktur dan juga terorganisir menjadi sebuah edukasi yang baik kepada masyarakat desa Jajar.
Menolak masyarakat yang shock culture adalah tugas dari pemangku kebijakan yang punya perqn secara aktif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dengan mengajak para tokoh dan budayawan untuk ikut membantu dalam proses edukasi tersebut. Pemerintah juga mempunyai tgas untuk memberikan payung kebijakan dengan memfasilitasi para budayawan dan tokoh dalam proses edukasi tersebut. Sehingga kolaborasi antara tokoh masyarakat yang berdiri apda kecintaan kepada budaya serta keikutsertaan pemerintah desa dalam memberikan fasilitas kebiajakan nantinya mampu membawa masyarakat jajar untuk menjadi salah satu bagian warga negara yang paham dan memahami bahwa negeri ini berbhineka tunggal ika.
Sebagai upaya pelestarian budaya tradisional dan kearifan lokal tersebut, para pemuda desa Jajar serta tokoh budayawan membuat suatu kegiatan yang secara proses dan aktivitas mampu mewadahi hal tersebut. Sehingga lahir festival ambengan rakyat yang dilahirkan dari aksi megengan show mampu menjadis ebuah kegiatan yang hadir dalam bentuk rangkaian lomba catur, lomba permainan tradisional, dan puncak acaranya berupa ambengan rakyat dengan memunculkan berbagai macam kesenian tradisional. Dengan adanya kegiatan ini, pelaku UMKM desa juga dapat memasarkan produknya di sekitar area kegiatan. Selain itu, para pemuda dan kelompok wanita dapat menyalurkan bakat serta kreatifitasnya dalam rangkaian kegiatan Megengan Show ini.
Salah satu bentuk inovasi yang lahir dari kegiatan Megengan Show dan Festival Ambengan Rakyat ini ada beberapa dokumentasi, sebagai berikut :
- Diharapkan pertandingan catur merupakan bagian dari proses inovasi yang di gagas dalam Rounddown pra-kegiatan Megengan Show dan Festival Ambengan Rakyat, serta dalam kegiatan ini menghadirkan wasit dari PERCASI (Persatuan Catur Indonesia) Cab. Atlit Trenggalek untuk didampingi dan terus di dukung untuk keberlanjutannya.
- Salah satu Inovasi yang tercipta dari kegiatan Megengan Show dan Festival Ambengan Rakyat ini adalah memberikan edukasi kepada warga tentang pentingnya memanfaatkan kearifan lokal yang ada di Desa Jajar untuk nanti dikaitkan dengan program pemerintah UU No. 32 tahun 20009 tentang pengolahan dan pemanfaatan Lingkungan Hidup. Yang mana memanfaatkan hasil alam untuk membuat Lengkong, seperti wadah untuk tempat Tumpeng untuk ambengan di acara Megengan Show dan Festival Ambengan Rakyat dari Pohon Pisang.
- Menciptakan Inovasi Jadul (Tradisional) dengan konsep Modern-elegant, sehingga mampu mengoptimalkan Generasi Senior atau Sesepuh untuk tetap menampilkan keunikan salah satu SDM dengan segala kearifan lokal yang ada.
- Sebuah konsep inovasi cara pandang, salah satunya menghidupkan permainan Tradisional. Dengan tujuan berusaha menghadirkan permainan yang ada keterkaitannya dengan nilai-nilai kearifan lokal di Desa Jajar yang diyakini ada ketertinggalan kecintaannya karena perubahan zaman.
Kemudian sebagai upaya menanamkan nilai-nilai sosial-budaya pada tatanan masyarakat secara luas atau masuk dalam pemahaman masyarakat desa Jajar salah satunya kemauan bagi pemangku kebijakan di pemerintah pusat ataupun di tatanan Pemerintah daerah, khususnya kebijakan yang kelola oleh Pemerintah Desa untuk mampu membuktikan cara dan konsep kreativitas itu diterjemahkan menjadi bagian kebijakan-kebijakan yang memihak kepada kreatifitas pemuda desa Jajar untuk mau membangkitkan kearifan lokal yang bersifat membangun secara ekonomi ataupun secara kolaborasi untuk edukasi kearifan lokal tersebut.
Sehingga untuk mensinergikan kekuatan warga sebagai bentuk dukungan moral dari segi kearifan lokal dan juga kerja dari pemerintah untuk membangun dalam mewujudkan desa yang berinovasi dan mandiri tersebut butuh support yang luar biasa. Karena proses dilapangan tidak bisa hanya berwacana teori dan konsep saja, akan tetapi butuh aplikasi yang riel dilapangan untuk mewujudkannya. Karena bagaimanapun proses-proses dilapangan tersebut selalu akan berbenturan dengan nilai dan norma yang dibalut dengan tardisi-tradisi secara kultural kejiwaan ataupun secara normatif yang kita sadarai atau tidak keberadaan adat tersebut secara historis lahir di bayangan cara pandang warga desa sebelumnya dan belum tentu ide serta budaya luar tersebut bisa ditermia dengan mudah.
Oleh karena itu, sudah selayaknya pemerintah ataupun mungkin pemangku kebijakan pada wilayah tersebut memberikan apresiasi yang sepadan kepada pemerintah desa yang telah mampu bersama dengan warganya melakukan sebuah kegiatan yang inovasi dan penuh kreativitas kepada desanya. Seperti kegiatan di Desa Jajar, kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, ternyata telah mampu mengangkat salah satu potensi kearifan lokal yaang mampu beriringan dengan modernisasi.
Kegiatan megengan show dan festival ambengan rakyat adalah bagian dari proses inovasi desa Jajar untuk mampu melakukan kegiatan ritual desa yang setiap menjelang bulan suci Ramadhan selalu melaksanakan kegiatan megengan dikalangan warga desa Jajar. Salah satu konseptor dan kreativitas kegiatan didesa Jajar ini adalah Demang lurah Bapak Imam Mukaryanto Edy atau biasa di sebut dengan Bapak “ime” singkatan dari nama beliau.
Beliau mampu menghadirkan acara megengan yang ada di desa Jajar dengan konsep megengan show yang dibarengkan bersama kegiatan warga dengan tujuan acara megengan tersebut dapat dihadiri seluruh warga desa dan juga sekaligus mampu ada edukasi bagi generasi muda yang ada di desa Jajar untuk mampu menangkap nilai-nilai historis perjuangan dan esensi dari megengan tersebut dengan vsualisasi sebuah pertunjukan pagelaran seni-budaya yang secara kreativitas berkaca pada nilai yang bersifat tradisional-modern. Sebuah pagelaran yang secara kontemporer mampu ditangkap secara makna dan nilai-nilai tradisi desa oleh kalangan pejabat pemerintah dan juga warga desa Jajar secara umum.
Demikian beberapa program yang ditawarkan dalam Pagelaran Megengan Show dan Festival Ambengan Rakyat yang ada di Desa Jajar, kec. Gandusari. Sebuah pagelaran kesenian dan budaya yang dibalut dalam sebuah Round Down kegiatan perlombaan Tradisional yang ada di Desa dan juga perlombaan pencarian bakat atlet dengan diadakannya pertandingan catur antar warga Desa Jajar. Semoga menjadi pemikiran besar bagi pemerintah Trenggalek untuk memberikan support dan apresasi kepada seluruh komponen para pemangku pemerintah desa Jajar dan juga warga desa Jajar untuk terus melakukan inovasi dan kreatifitas desanya, bukan hanya pada pembangunan fisik, akan tetapi menata pada proses pembangunan Non-fisik atau yang biasa disebut dengan pembangunan secara skill dan kemampuan individu warga desanya berupa sumber daya manusia (SDM) yang secara mandiri bangga dan berani tampil pada kancah kesenian secara nasional bahkan internasional.
*Aktif mengajar dan juga aktif dalam komunitas pemerhati gusdurian.