Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

kemeriahan Jamaika di Desa Karanganyar Trenggalek



Ketika mendengar kata jamaika. Sering kali pikiran kita langsung tertuju pada aliran musik reggae atau sebuah negara di kepulauan Karibia. Namun Jamaika yang dimaksudkan disini adalah Jama'ah Ngaji Karanganyar. Hal ini tentunya cara yang sopan dalam mengajak kepada berkegiatan majelis sholawatan dan ngaji bersama tokoh yang memiliki kemampuan dan pengetahuan keagamaan yang cukup luas. 

Kegiatan Jamaika yang dilakukan di Masjid Al-Amin Dusun Nglaban Desa Karanganyar ini sangat ramai jama'ah, terutama dari anak-anak, Mbah-mbah, ibu-ibu, bapak-bapak maupun para pemuda. Hal ini tentunya memberikan pengetahuan baru kepada anak usia dini bahwasanya Jamaika itu juga bermakna majelis sholawatan dan ngaji bareng. 

Adapun yang mengisi pengajian ialah Gus Mahrusul Hadi. Kitab yang dibahas ialah kitab Washiyatul Musthofa. Majelis Jamaika sendiri dimulai pukul 19.20 hingga acara selesai. Proses berjalannya acara pun cukup ramai dan meriah. Karena hampir separuh jama'ah dari kalangan anak-anak. Indahnya, majelis Jamaika ini merupakan kolaborasi antar beberapa Banom NU ranting Karanganyar, komunitas kepemudaan desa Karanganyar serta Madrasah Diniyah As-Syafi'iyyah Desa Karanganyar.





Tujuan kegiatan Jamaika ini sendiri menurut ketua PR Ansor Karanganyar sahabat Jauhari Tamam ialah "mensyiarkan sholawat dan di isi dengan pengajian kitab yang mana di zaman sekarang ini terutamanya generasi muda atau sering di sebut generasi milenial ini sangat kurang sekali untuk menghadiri sebuah majelisan. Semoga dengan adanya majelis JAMAIKA (Jama'ah Ngaji Karanganyar) ini bisa memberikan manfaat yang positif khususnya untuk masyarakat desa Karanganyar dan untuk Indonesia pada umumnya yang rutin diadakan selama satu bulan sekali pada setiap malam kamis" paparnya.

                                                                                                            Nanang Syaggaf Armanda